Allah menciptakan manusia murni dan suci sederajat dalam gambar dan rupaNya.
وَقَالَ اللهُ: «نَعْمَل
ُ الانْسَانَ عَلَى صُورَتِنَا كَشَبَهِنَا فَيَتَسَلَّطُونَ عَلَى سَمَكِ الْبَحْرِ وَعَلَى طَيْرِ السَّمَاءِ وَعَلَى الْبَهَائِمِ وَعَلَى كُلِّ الارْضِ وَعَلَى جَمِيعِ الدَّبَّابَاتِ الَّتِي تَدِبُّ عَلَى الارْضِ».
Waqala Al-Lhu: «na'malu Al-Ansana Aala Shurotina Kasyabahina Fayatasala'athuna Aala Samaki Al-Bahri Wa'ala Thayri Al-Sa'amaai Wa'ala Al-Bahaiimi Wa'ala Kuli'i Al-Ardli Wa'ala Jamiy'i Al-Da'aba'aabati Al-A'ati Tadibu'u Aala Al-Ardli».
Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Karena ketidaktaatan manusia kepada Sang pencipta, manusia berdosa dan jatuh. Sifat dan keberadaannya berubah dan ia kehilangan banyak berkat. Manusia diusir dari firdaus dimana ia biasanya menikmati kehadiran Allah. Dia kehilangan damai, sukacita dan kekuasaan atas makhluk ciptaan dan ditinggalkan dalam dosa, yang adalah merupakan konsekuensi yang harus di deritanya. Atas kehendak bebasnya sendiri, manusia kehilangan dirinya sendiri dari cahaya dan kehangatan matahari kebenaran.
Komentar
Posting Komentar