SHOLAT KRISTEN ORTHODOKS SYRIA DALAM MASA KEKRISTENAN MULA-MULA
Sholat Kristen Ortodoks Syria pada Masa Kristen Mula-mula
Jika Anda seorang Kristen yang dibesarkan dalam tradisi Kanisah-Kanisah Reformasi dari Barat baik Protestan, Baptis atau aliran-aliran Pentakosta serta Kharismatik, mungkin terasa asing mendengar istilah Shalat dalam Kekristenan.
Namun itulah kenyataan sejarah bahwa jauh sebelum Islam menjadi agama yang memiliki pengaruh di dunia dan Indonesia khususnya dan memiliki ritual ibadah Shalat, Kekristenan mula-mula yaitu Kanisah Orthodoks Syria telah mengenal ibadah harian yang disebut Ashabus Shalawat.
Dalam Kanisah Orthodoks Syria, bentuk Sholat Harian yang mengikuti aturan tertentu ini, yaitu yang mengikuti cara Guru dan Nabi Kita Daud yang dikatakan : ”Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau…” (Mzm. 119:164).
Waktu-waktu Sholat itu sendiri sudah dimulai sejak zaman Guru dan Nabi kita Musa. Tuhan memerintahkan agar Imam Harun mempersembahkan qurban binatang dan qurban dupa pada “Waktu Pagi” dan “Waktu Senja”
Mengenai qurban Pagi dan qurban Petang
Sehari-harinya inilah yang harus senantiasa kau olah di atas mezbah itu: dua ekor anak domba berumur setahun. Olahlah anak domba yang satu pada pagi hari dan anak domba yang lain pada petang hari.
Tiap-tiap pagi, ketika Harun membersihkan pelita-pelita, ia harus membakar dupa harum di atas mazbah itu. Harun harus membakar dupa harum itu sekali lagi ketika ia memasang pelita-pelita pada waktu magrib (petang). Hal itu harus kamu lakukan secara tetap di hadirat Allah turun-temurun. (Kel. 29:38-39, 30:7-8).
Kata Shalat itu sendiri dalam bahasa Arab, serumpun dengan kata Tselota dalam bahasa Arami (Syria) yaitu bahasa yang digunakan oleh Yeshoo Mshika / Isa Almasih / Yesus Kristus sewaktu hidup di dunia.
Dan bagi umat Kristen Orthodoks Syria yaitu umat Kristen mula-mula yang berada di Mesir, Palestina, Yordania, Libanon dan daerah Timur-Tengah lainnya menggunakan kata Tselota tadi dalam bentuk bahasa Arab Shalat, sehingga doa “Bapa kami” disebut Shalattul Rabbaniyah.
Sebagaimana dikatakan sebelumnya, Kanisah Orthodoks Syria, mengenal sholat harian yang disebut, Ashabush Sholawat, yang terdiri dari :
Shalat Sa’atul Awwal (Shalat antara jam 04.00 - 06.00)
Shalat Sa’atuts Tsalits, (Shalat antara jam 09.00- jam 10.00 pagi).
Shalat Sa’atus Sadis, (Shalat antara jam 12.00 - 14.00 siang)
Shalat Sa’atut Tis’ah, (Shalat antara jam 15.00-17.00 sore).
Shalat Ghurub, (Shalat terbenamnya matahari, Shalat antar jam 18.00 - jam 19.00 sore)
Shalat Naum (Shalat malam, antar jam 19.00 - 22.00)
Shalat Satar (Shalat tutup malam, jam 24.00 - 01.00)
Shalat ini dijalankan sesuai dengan jam atau waktu tertentu setiap hari yang pada dasarnya mempunyai arti simbolis seperti terungkap dalam doa-doa yang dipakai dalam shalat ini.
karena shalat ini sesungguhnya adalah kegiatan rohani seluruh umat Kanisah dalam arti sebenarnya. Istilah harian (jam harian) menyatakan bahwa shalat ini menguduskan setiap waktu, subuh,pagi siang, senja, malam dan tengah malam.
Sebenarnya dalam shalat ini umat mengalami Allah yang tidak kenal waktu, yang abadi dan kudus. Oleh pengalaman yang penuh rahmat itu manusia dikuduskan dalam waktu, hidup dan karyanya sehari-hari diberkati dan dikuduskan oleh Allah, saat atau sejarah hidupnya menjadi saat yang penuh rahmat dan menyelamatkan.
makna dari Ashabus Shalawat sbb:
*Shalatus Sa’atul Awwal (Shalat subuh), yaitu ibadah pagi sebanding dengan “Shalat Subuh” dalam agama Islam (jam 5-6 pagi). Data ini diambil dari Kitab Taurat
Sehari-harinya inilah yang harus senantiasa kau olah di atas mezbah itu: dua ekor anak domba berumur setahun. Olahlah anak domba yang satu pada pagi hari dan anak domba yang lain pada petang hari. Bersama-sama dengan anak domba yang satu, olahlah sepersepuluh efa tepung terbaik yang dicampur dengan seperempat hinc minyak tumbuk dan seperempat hin anggur sebagai persembahan minuman. Sedangkan bersama-sama dengan anak domba lain yang kauolah pada waktu magrib (petang), olahlah persembahan bahan makanan dan persembahan minuman seperti pada pagi hari sebagai qurban yang dibakar, yang harum aromanya di hadirat Allah.
(Keluaran 29:38-41). berkenaan dengan ibadah qurban pagi dan petang, yang dalam Kanisah dihayati sebagai peringatan lahirnya Sang Kalimatullah yang Menjelma sebagai Sang Terang Dunia
Isa (Yesus) berkata:“Akulah terang dunia. Orang yang mengikut Aku tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan akan mempunyai terang hidup.”
(Yoh.8:12).
*Shalatus Sa’atus Tsalitsu, Shalat ini sebanding dengan “Shalat Dhuha” dalam agama Islam meskipun bukan Shalat wajib (jam 9-11 pagi). Ini terungkap dalam Kitab suci
Ketika tiba hari raya Pentakosta, mereka semua sedang berada bersama-sama di satu tempat.
Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka sebab sekarang baru pukul sembilan pagi.
(Kisah Para Rasul 2:1,15) yang mempunyai pengertian penyaliban Isa (Yesus)
Waktu menunjukkan pukul sembilan pagi ketika mereka menyalibkan Isa(yesus) (Injil Markus.15:25)
dan juga turunnya Sang Roh Kudus
Ketika tiba hari raya Pentakosta, mereka semua sedang berada bersama-sama di satu tempat. Tiba-tiba terdengar dari langit bunyi yang keras seperti bunyi angin menderu. Seluruh rumah tempat mereka berkumpul diliputi bunyi itu. Lalu, mereka melihat sesuatu yang rupanya seperti lidah-lidah api, bertebaran dan hinggap di atas mereka masing-masing. Mereka semua dikuasai Ruh Allah, lalu mulai berbicara dalam bahasa-bahasa lain menurut apa yang diberikan oleh Ruh Allah kepada mereka untuk dikatakan. Pada waktu itu ada orang-orang saleh dari bani Israil yang tinggal di Yerusalem. Mereka datang dari antara semua bangsa di seluruh dunia. Ketika mendengar bunyi itu, orang banyak itu datang berkerumun. Mereka terperanjat mendengar rasul-rasul itu berbicara dalam bahasa mereka masing-masing. Mereka semua tercengang-cengang dan heran. Mereka berkata, “Bukankah orang-orang yang berbicara ini, semuanya orang Galilea? Bagaimana mungkin kita mendengar mereka berbicara dalam bahasa yang dipakai di tempat kita masing-masing? Padahal kita adalah orang-orang yang berasal dari Partia, Media, Elam, Mesopotamia, Yudea, Kapadokia, Pontus, Asia, Frigia, Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah di wilayah Libya yang berdekatan dengan Kirene. Bahkan di antara kita ini ada orang-orang dari penduduk sementara Kota Rum (Roma), baik orang Israil maupun penganut agama dari kaum itu, orang Kreta dan orang Arab. Meskipun demikian, kita semua mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri mengenai hal-hal besar yang dilakukan oleh Allah!” Mereka heran sekali dan terkejut sehingga mereka berkata satu sama lain, “Apa artinya semua ini?” Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka sebab sekarang baru pukul sembilan pagi. Kis.2:1-12,15). Itu sebabnya dengan Shalat ini, kita teringatkan agar mempunyai tekad dan kerinduan untuk menyalibkan dan memerangi hawa nafsu sendiri, agar rahmat Allah dalam Rohull Qudus melimpah dalam hidup.
* Shalatus Sa’atus Sadis. Ini nyata terlihat dalam Kisah Para Rasul 10:9 Esoknya, ketika ketiga utusan itu masih di tengah jalan dan hampir dekat dengan kota itu, kira-kira pukul dua belas tengah hari, Petrus naik ke atas sotoh rumah untuk berdoa. dan Shalat ini sebanding dengan “Shalat Dzuhur” dalam agama Islam (jam 12-13 tengah hari), yang mempunyai makna sebagai peringatan akan penderitaan Almasih (Kristus) di atas salib
Pada waktu itu, kira-kira pukul dua belas siang, seluruh wilayah itu menjadi gelap sampai pukul tiga sore sebab matahari tidak bersinar. Tirai di dalam Bait Allah sobek di tengah-tengah hingga terbagi dua.
(Luk.23:44-45), dan pencuri yang disalib bersama-sama Almasih (Kristus) bertobat. Berpijak dari makna ini, kitapun diharapkan seperti pencuri selalu ingat akan hidup pertobatan dan selalu memohon rahmat Ilahi agar mampu mencapai tujuan hidup yaitu masuk dalam kerajaan Allah.
*Shalatus Sa’atus Tis’ah
Pada suatu hari, Petrus dan Yahya(Yohanes) pergi ke Bait Allah menjelang waktu untuk berdoa, yaitu pukul tiga sore.(Kis.3:1) sebanding dengan “Shalat Asyar” dalam agama Islam (jam 15-17 sore). Shalat ini dilakukan untuk mengingatkan saat Almasih (Kristus) menghembuskan nafas terakhirNya di atas salib
Kemudian, pada pukul tiga sore, Isa berseru dengan suara nyaring, “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?” Artinya, “Ya Allah, ya Allah, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Mendengar seruan itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata, “Ia memanggil Ilyas (Elia).” Kemudian, seseorang berlari, mencelupkan bunga karang dalam air anggur asam, lalu menaruhnya pada ujung sebatang buluh untuk memberi Dia minum, sambil berkata, “Mari kita lihat apakah Ilyas(Elia) akan datang untuk menurunkan-Nya.” Kemudian, Isa (Yesus) berseru dengan suara nyaring dan menghembuskan nafas terakhir. (Mrk.15:34-37), sekaligus untuk mengingatkan bahwa kematian Almasih (Kristus) di atas salib adalah untuk menebus dosa-dosa, agar manusia dapat melihat dan merasakan rahmat Ilahi.
*Shalatul Ghurub. Shalat ini sebanding dengan “Shalat Maghrib” dalam agama Islam (jam 6 sore), sama seperti Shalat jam pertama, Shalat ini dilatar belakangi oleh ibadah qurban pagi dan petang yang terdapat dalam Kitab Keluaran 29:38-41. Makna dan tujuan Shalat ini adalah untuk memperingati ketika Almasih (Kristus) berada dalam kubur dan bangkit pada esok harinya, seperti halnya matahari tenggelam dalam kegelapan untuk terbit pada esok harinya.
* Shalatul Naum (Mzm.4:9).
Dengan sejahtera aku akan berbaring dan tertidur
karena hanya Engkaulah, ya Allah,
yang membuatku tinggal dengan aman.
Shalat ini sebanding dengan “Shalat Isya” dalam agama Islam (jam 19.00-22.00 malam), yang mempunyai makna untuk mengingatkan bahwa pada saat malam seperti inilah Almasih (Kristus) tergeletak dalam kuburan dan tidur yang akan dilakukan itu adalah gambaran dari kematian itu.
Shalatul Lail atau “Shalat Satar” Kira-kira tengah malam, Pa’ul (Paulus) dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah. Semua tahanan lainnya di penjara itu mendengar mereka menyanyi.(Kis.16:25).
Shalat ini sebanding dengan “Shalat Tahajjud” dalam agama Islam. Shalat tengah malam ini mengandung pengertian bahwa Almasih (Kristus) akan datang seperti pencuri di tengah malam
Sebab itu, berjaga-jagalah, karena kamu tidak tahu kapan Junjunganmu datang.(Mat.24:42);
Orang-orang akan pingsan dilanda kecemasan. Mereka ketakutan menghadapi segala sesuatu yang menimpa bumi ini sebab semua kuasa langit akan diguncangkan.
(Luk.21:26);
“Lihatlah, Aku datang seperti seorang pencuri. Berbahagialah orang yang tetap waspada dan menjaga pakaiannya supaya ia tidak berjalan dengan telanjang sehingga orang melihat kemaluannya.”
(Why.16:15), hingga demikian hal itu mengingatkan orang percaya untuk tetap selalu berjaga-jaga dalam menghidupi imannya.
Para Nabi dan Rasul
pun melaksanakan ibadah dengan sikap al :
Berdiri
Pada hari ini kamu semua berdiri di hadirat Allah, Tuhanmu: para kepala sukumu, para tua-tuamu, para pengatur pasukanmu, semua laki-laki Israil,
(Ul 29:10),
Engkau, Engkau sajalah yang patut ditakuti!
Siapakah yang dapat bertahan di hadapan-Mu ketika Engkau murka?
(Mzm 76:8)
Bersujud
Sujudlah menyembah Allah dengan berhiaskan kesucian,
gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh bumi!
(Mzm 96:9),
Setelah maju sedikit ke depan, Ia sujud dan berdoa, “Ya Bapa-Ku, jika boleh, biarlah cawan minuman ini lalu dari-Ku. Meskipun demikian, janganlah terjadi menurut kehendak-Ku, melainkan menurut kehendak-Mu.”(Mat 26:39)
Berlutut
Mari kita sujud membungkuk,
berlutut di hadapan Allah yang menjadikan kita
(Mzm 95:6),
Setelah Pa’ul (Paulus) berkata demikian, ia berlutut dan berdoa bersama dengan mereka semua. (Kis 20:36)
Mengangkat kedua tangan
Marilah kita mengangkat hati dan tangan kita
kepada Allah di surga:
(Rat 3:41);
Angkatlah tanganmu ke arah tempat suci,
dan pujilah Allah!
(Mzm 134:2)
✝ Komunitas Kristen Ortodoks Syria.
Komentar
Posting Komentar