Kisah 7 Pemuda Tidur Selama 309 Tahun.
(Kisah Ashabul Kahfi)
Pada suatu zaman di sebuan negeri bernama Efesus hiduplah 7 orang pemuda di tengah masyarakat yang musrik dan raja yang kejam. Sehari-hari mereka menyembah berhala dan melakukan kegiatan yang melanggar aturan Allah seperti mabuk-mabukan, berjudi dan berzina.
Diqyanus sang raja yang kejam sengaja mengajak rakyatnya untuk menyembah Tuhan selain Allah. Jika mereka tidak mematuhinya, maka akan dihukum dengan siksaan yang berat dan bahkan sampai dibunuh. Sebagian besar rakyatnya pun terpaksa mengikuti apa yang diperintahkan sang raja.
Namun, diantar banyaknya pengikut raja ada 7 pemuda saleh yang masih percaya dan beriman kepada Allah. Ketujuh pemuda itu bernama Tamlikha, Maksalmina, Martunis, Nainunis, Sarbunis, Falyastatyunis dan Dzununis. Mereka berusaha untuk memperbaiki kondisi masyarakat di sekitarnya dan mengajak mereka kembali beriman kepada Allah.
Bertahun-tahun 7 pemuda itu mengajak masyarakat untuk beriman, akan tetapi tidak satu pun orang yang mau. Ketujuh pemuda itu malah mendapat hinaan dan dicaci-maki, bahkan hingga diancam untuk dibunuh.
Suatu ketika terdengarlah kabar 7 pemuda soleh itu ke telinga raja Diqyanus. Sang raja pun geram dan marah besar. Ia menganggap 7 pemuda saleh itu telah menghinanya karena tidak mengikuti aturannya. Ia lansung memerintahkan pasukan khusus kerajaan untuk menangkap dan membunuh mereka.
“Tangkap hidup-hidup 7 pemuda itu, atau bawa kepalanya kepadaku!” Teriak sang raja.
Mendengar kabar hendak dibunuh, akhirnya 7 pemuda itu pergi meninggalkan negerinya bersama seekor anjing untuk menyelamatkan diri. Di tengah perjalanan mereka menjumpai sebuah goa yang berukuran cukup luas. Karena mereka kelelahan setelah dikejar-kejar, lalu mereka tertidur di dalam goa itu.
Rupanya Allah sayang kepada 7 pemuda saleh itu. Allah hapus semua jejak-jejak langkah kaki mereka menuju goa sehingga tidak ada satupun tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Allah melindungi dan mengawasi mereka siang hingga malam. Lalu Allah membuat mereka tertidur lelap dalam waktu yang sangat lama.
1 tahun berlalu. 5 tahun. 50 tahun. 100 tahun. Setelah tahun ke-309 Allah membangunkan mereka. 7 pemuda itu merasakan badan mereka lumayan segar. Lalu diantara mereka saling bertanya tentang lamanya mereka tidur. Salah seorang diantara mereka mengatakan bahwa mereka tidur hanya beberapa jam saja. Namun yang lain mengatakan mereka tidur setengah hari. Ada lagi yang mengatakan bahwa mereka tertidur selama 1 hari satu malam.
Tidak lama kemudian beberapa orang diantara mereka diutus pergi ke kota untuk membeli makanan, karena mereka semua merasakan lapar. Mereka pergi dengan membawa sekantong uang perak. Di sepanjang jalan mereka selalu waspada terhadap orang-orang utusan kerajaan yang ingin membunuh mereka.
Tiba di kota, pemuda itu pun membeli makanan. Ketika hendak membayar makanan pedagang itu terkejut, ia mengatakan bahwa uang yang dipakai oleh pemuda itu sudah lama tidak di pakai. Pemuda itu pun juga ikut heran. Lalu ia menceritakan kisahnya kepada si penjual makanan. Mendengar kisah itu si penjual makanan lansung berteriak dan memeluknya sambil menunjuk-nunjuk,
“Perhatian semuanya saudaraku. Inilah 7 pemuda Ashabul Kahfi yang ceritanya sering kalian dengarkan, mereka sudah kembali!” Kata pedagang makanan.
Seluruh pedagang dan pembeli di pasar itu pun dibuat terkejut dan terheran-heran. Mereka semua mendekat, mengerumuni pemuda-pemuda itu sambil memuji kekuasaan Allah.
Setelah 309 tahun tertidur negeri Efesus sudah berubah. Raja Diqyanus yang kejam pun sudah mati. Kini seluruh masyarakat sudah beriman kepada Allah. Alangkah senangnya 7 pemuda Ashabul Kahfi. Mereka kembali ke negerinya bersama seekor anjing yang penyayang dan mengerjakan amal saleh dengan hati yang tenang.
Kisah ini juga ada tertulis di dalam Al-Quran Surah Al-Kahfi.
Perhitungan
300 tahun Masehi = 300 x 365,2422 hari = 109572,66 hari 300 tahun Hijriah = 300 x 354,36056 hari =106310,11 hari
Selisih hari di antara dua perhitungan bulan dan matahari di atas yaitu 3.262,55 hari.
3262,55 : 354,36056 = 9,20669 tahun Hijriah (9 tahun) 3262,55 : 365,2422 = 8,93256 tahun Masehi (8,9 atau 9 tahun)
Jadi dapat kita pastikan bahwa 300 tahun Surya = 309 Tahun Bulan.
Dalam mitologi Kristen kisah ini dikenal dengan nama The Seven Sleepers. Dalam kisah itu, Maxalmena dikenal juga dengan nama Maximillian. Nama ini merupakan asal-muasal sebutan nama modern untuk Max dan Martin (Martinus, kawan Maxalmena). Umat Katolik Italia menyebut nama Maxalmena dengan sebutan Massimilliano.
Kisah Tujuh Orang Pemuda yang Tertidur dari Efesus ini digolongkan ke dalam legenda mitologi Kristen.
Kerangka dasar dari cerita ini muncul dalam Gregorius dari Tours dan dalam Sejarah Orang-orang Lombard karya Paulus sang Diaken. Versi yang palnig terkenal dari cerita ini muncul dalam karya Jacobus de Voragine, Legenda Emas.
Lokasi gua itu konon berada di Turki pada masa kini.
Kisah legendanya Sunting
Msten. Mereka diberikan hwa sikap mereka terhadap agama kafir belum berubah, kaisar memerintahkan agar mulut gua itu disegel.
Puluhan tahun berlalu. Setelah beberapa lama — pada masa pemerintahan Teodosius (379 - 395) — pemilik tanah itu memutuskan untuk membuka mulut gua yang disegel itu, untuk dijadikan kandang sapinya. Setelah dibuka, ia menemukan ketujuh pemuda itu sedang tidur di dalamnya. Mereka terbangun, dan merasa baru tertidur satu hari saja. Salah seorang dari mereka kembali ke Efesus. ia tercenang menyaksikan bangunan-bangunan dengan tanda-tanda salib di atasnya. Orang-orang yang ditemuinya tercengan ketika pemuda itu berusaha menggunakan mata uang lama dari pemerintahan Desius. Uskup dipanggil untuk mewawancarai ketujuh pemuda itu. Mereka menceritakan kisah ajaib itu, lalu meninggal sambil memuji Allah.
Sebuah hari peringatan dirayakan untuk ketujuh pemuda itu dan dinamai sebagai hari pesta Santo "Maximianus, Malchus, Martinianus, Dionisius, Yoannes, Serapion, dan Konstantinus" pada 27 Juli. Nama-nama lain dari ketujuh pemuda ini diberikan dalam sumber-sumber lain. Perayaan ini dihapuskan dan dianggap sebagai mitos setelah pembaruan liturgi Katolik Roma pada 1969. Pesta di kalangan Ortodoks Timur tetap diperingati pada 22 Oktober. Pengembangan legenda
Sementara versi-versi paling awal dari legenda ini menyebar dari Efesus, sebuah katakumbe Kristen perdana dihubungkan dengannya, sehingga mengundang para peziarah. Di kaki Gunung Pion (Gunung Coelian) dekat Efesus (kini Selcuk, Turki, 'Gua' dari Ketujuh Pemuda yang Tertidur dengan reruntuhan gereja yang dibangun di atasnya digali pada 1927-1928. Penggalian itu mengungkapkan pula beberapa ratus makam yang berasal dari abad ke-5 dan ke-6. Terdapat pula tulisan-tulisan yang dipersembahkan kepada Ketujuh Pemuda itu di dinding-dinding gereja dan di makam-makam tersebut. 'Gua' tersebut masih diperlihatkan kepada para wisatawan. Asal usul Suriah
Legenda ini muncul dalam beberapa sumber berbahasa Suriah sebelum masa Gregorius. Kisah ini diceritakan kembali oleh Simeon Metafrastes.
Kisah Ketujuh Pemuda ini menjadi pokok sebuah homili dalam bentuk syair oleh seorang penyair Edesa, Yakub dari Saruq ('Sarugh') (meninggal 521), yang diterbitkan di Acta Sanctorum. Sebuah versi abad ke-6, dalam sebuah manuskrip Suriah di British Museum (Cat. Syr. Mss, hlm. 1090), menceritakan delapan orang yang tertidur. Ada variasi yang besar tentang nama-nama mereka.
Sebuah versi Suriah lainnya dicetak dalam Land’s Anecdota, iii. 87ff; lihat pula Barhebraeus, Chron. eccles. i. 142ff., dan cf Assemani, Bib. Or. i. 335ff. Penyebaran
Legenda ini dengan cepat menyebar luas di seluruh Dunia Kristen, dipopulerkan di barat oleh Gregorius dari Tours, dalam kumpulan kisah mujizatnya dari abad ke-6 akhir, De gloria martyrum (Kemuliaan para Syuhada). Gregorius mengatakan bahwa ia memperoleh legenda itu dari "seorang Suriah tertentu."
Pada abad ke-7, mitos ini semakin luas dibaca ketika kisahnya masuk ke dalam Al Qur'an dalam Surah 18, Al-Kahfi, ayat 9-14. Berikut ini disebutkan tulisan di gua itu:
Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?
(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdo'a: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini). (Versi Dep. Agama RI)
Pada abad berikutnya, Paulus sang Diakon menceritakan kisah ini dalam bukunya Sejarah Orang-orang Lombard namun memberikan konteks yang berbeda:
Di perbatasan Jerman yang paling jauh di sebelah barat-barat laut, di pantai samudra sendiri, sebuah gua tampak di sebuah batu karang yang menjorok; di sana selama masa yang tidak diketahui, tujuh orang pemuda tertidur lama sekali.
Pakaian mereka menunjukkan bahwa mereka orang Romawi, demikian Paulus, dan tak ada seorang barbar setempatpun yang berani menyentuh mereka.
Selama masa Perang Salib, tulang-tulang dari kuburan dekat Efesus, yang diidentifikasikan sebagai relikui dari Ketujuh Pemuda ini, dipindahkan ke Marseille, Prancis, dalam sebuah peti mati dari batu yang besar, yang hingga kini merupakan pusaka yang sangat dihargai di Gereja Saint Victoire, Marseille.
Ketujuh Pemuda ini dimasukkan dalam kumpulan cerita Legenda Emas, buku yang paling populer pada Abad Pertengahan Akhir, yang menetapkan tanggal kebangkitan mereka, tahun 478 M, pada masa pemerintahan Teodosius.
Versi Al-Quran Sunting
Firman Allah dalam Al-Quran (Surah Al-Kahf ayat 1 hingga ayat 26) yang artinya:
"Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok". [18:1]
"Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik". [18:2]
"Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya". [18:3]
"Dan untuk memperingatkan kepada orang yang berkata, “Allah mengambil seorang anak”. [18:4]
"Mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka hanya mengatakan (sesuatu) kebohongan belaka". [18:5]
"Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur'an)". [18:6]
"Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya". [18:7]
"Dan Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah yang tandus lagi kering". [18:8]
"Apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai) raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang menakjubkan?". [18:9]
"(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)".[18:10]
"Lalu Kami tidurkan mereka dengan nyenyaknya dalam gua itu, bertahun-tahun, yang banyak bilangannya".[18:11]
"Kemudian Kami bangkitkan mereka (dari tidurnya), untuk Kami menguji; siapakah dari dua golongan di antara mereka yang lebih tepat kiraannya, tentang lamanya mereka hidup (dalam gua itu)".[18:12]
"Kami ceritakan kepadamu (Wahai Muhammad) perihal mereka dengan benar; sesungguhnya mereka itu orang-orang muda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahi mereka dengan hidayah dan petunjuk".[18:13]
"Dan Kami kuatkan hati mereka (dengan kesabaran dan keberanian), semasa mereka bangun (menegaskan tauhid) lalu berkata: "Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran".[18:14]
"(Mereka berkata pula sesama sendiri): "Kaum kita itu, menyembah beberapa tuhan yang lain dari Allah; sepatutnya mereka mengemukakan keterangan yang nyata yang membuktikan ketuhanan makhluk-makhluk yang mereka sembah itu?(Tetapi mereka tidak dapat berbuat demikian); Maka tidak ada yang lebih zalim dari orang-orang yang berdusta terhadap Allah.[18:15]
"Dan oleh kerana kamu telah mengasingkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah yang lain dari Allah, maka pergilah kamu berlindung di gua itu, supaya Tuhan kamu melimpahkan dari RahmatNya kepada kamu, dan menyediakan kemudahan-kemudahan untuk (menjayakan) urusan kamu dengan memberikan bantuan yang berguna".[18:16]
"Dan engkau akan melihat matahari ketika terbit, cenderung ke kanan dari gua mereka; dan apabila ia terbenam, meninggalkan mereka ke arah kiri, sedang mereka berada dalam satu lapangan gua itu. Yang demikian ialah dari tanda-tanda (yang membuktikan kekuasaan) Allah. Sesiapa yang diberi hidayah petunjuk oleh Allah, maka dialah yang berjaya mencapai kebahagiaan; dan sesiapa yang disesatkanNya maka engkau tidak sekali-kali akan beroleh sebarang penolong yang dapat menunjukkan (jalan yang benar) kepadanya".[18:17]
"Dan engkau sangka mereka sedar, padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka dalam tidurnya ke sebelah kanan dan ke sebelah kiri (supaya badan mereka tidak dimakan tanah); sedang anjing mereka menghulurkan dua kaki depannya dekat pintu gua; jika engkau melihat mereka, tentulah engkau akan berpaling melarikan diri dari mereka, dan tentulah engkau akan merasa sepenuh-penuh gerun takut kepada mereka".[18:18]
"Dan demikian pula Kami bangkitkan mereka (dari tidurnya) supaya mereka bertanya-tanyaan sesama sendiri. Salah seorang di antaranya bertanya: "Berapa lama kamu tidur?" (Sebahagian dari) mereka menjawab: "Kita telah tidur selama sehari atau sebahagian dari sehari". (Sebahagian lagi dari) mereka berkata: "Tuhan kamu lebih mengetahui tentang lamanya kamu tidur; sekarang utuslah salah seorang dari kamu, membawa wang perak kamu ini ke bandar; kemudian biarlah dia memilih mana-mana jenis makanan yang lebih baik lagi halal (yang dijual di situ); kemudian hendaklah ia membawa untuk kamu sedikit habuan daripadanya; dan hendaklah ia berlemah-lembut dengan bersungguh-sungguh (semasa di bandar); dan janganlah dia melakukan sesuatu yang menyebabkan sesiapapun menyedari akan hal kamu.[18:19]
"Sesungguhnya, kalaulah mereka mengetahui hal kamu, tentulah mereka akan merejam dan membunuh kamu, atau mereka akan mengembalikan kamu kepada agama mereka (secara paksa); dan jika berlaku demikian, kamu tidak sesekali akan berjaya selama-lamanya".[18:20]
“Dan demikian Kami dedahkan hal mereka kepada orang ramai supaya oang-orang itu mengetahui bahawa janji Allah menghidupkan semula orang mati adalah benar, dan bahawa hari kiamat itu tidak ada sebarang syak padanya;pendedahan itu berlaku semasa orang-orang itu berbantah sesama sendiri mengenai perkara hidupnya semula orang mati. Setelah itu maka (sebahagian dari) mereka berkata: “Dirikanlah sebuah bangunan di sisi gua mereka, Allah jualah yang mengetahui akan hal ehwal mereka”. Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka (pihak raja) pula berkata: “Sebenarnya kami hendak membina sebuah masjid (tempat ibadah) di sisi gua mereka”.[18:21]
“(Sebahagian dari) mereka akan berkata: “Bilangan Ashabul Kahfi itu tiga orang, yang keempatnya ialah anjing mereka”; dan setengahnya pula berkata bilangan mereka lima orang, yang keenamnya ialah anjing mereka”, secara meraba-raba dalam gelap akan sesuatu yang tidak diketahui; dan setengahnya yang lain berkata: “Bilangan mereka tujuh orang dan kelapannya ialah anjing mereka”. “Katakanlah (wahai Muhammad): “Tuhanku lebih mengetahui akan bilangan mereka, tiada yang mengetahui bilangannya melainkan sedikit”. Oleh itu janganlah engkau berbahas dengan sesiapapun mengenai mereka melainkan dengan bahasan (secara sederhana) yang nyata (keterangannya di dalam al-Quran), dan janganlah engkau meminta penjelasan mengenai hal mereka kepada seseorang pun dari golongan (yang membincangkannya)”.[18:22]
“Dan janganlah engkau berkata mengenai sesuatu (yang hendak dikerjakan): “Bahawa aku akan lakukan yang demikian itu, kemudian nanti”.[18:23]
“Melainkan (hendaklah disertakan dengan berkata): “InsyaAllah”. Dan ingatlah serta sebutlah akan Tuhanmu jika engkau lupa; dan katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan petunjuk yang lebih dekat dan lebih terang dari ini”.[18:24]
“Dan mereka telah tinggal tidur dalam gua mereka :tiga ratus tahun (dengan kiraan ahli kitab) dan sembilan lagi (dengan kiraan kamu)”.[18:25]
“Katakanlah (wahai Muhammad): “Allah jua yang mengetahui tentang masa mereka tidur; bagiNya-lah tertentu ilmu pengetahuan segala rahasia langit dan bumi; terang sungguh penglihatanNya dan jelas sungguh pendengaranNya (terhadap segala-galanya)! Tidak ada bagi penduduk langit dan bumi pengurus selain daripadaNya) dan ia tidak menjadikan sesiapapun masuk campur dalam hukumNya”.[18:26]
Pengembangan legenda Sunting
Sementara versi-versi paling awal dari legenda ini menyebar dari Efesus, sebuah katakumbe Kristen perdana dihubungkan dengannya, sehingga mengundang para peziarah. Di kaki Gunung Pion (Gunung Coelian) dekat Efesus (kini Selcuk, Turki, 'Gua' dari Ketujuh Pemuda yang Tertidur dengan reruntuhan gereja yang dibangun di atasnya digali pada 1927-1928. Penggalian itu mengungkapkan pula beberapa ratus makam yang berasal dari abad ke-5 dan ke-6. Terdapat pula tulisan-tulisan yang dipersembahkan kepada Ketujuh Pemuda itu di dinding-dinding gereja dan di makam-makam tersebut. 'Gua' tersebut masih diperlihatkan kepada para wisatawan.
Asal usul Suriah Sunting
Legenda ini muncul dalam beberapa sumber berbahasa Suriah sebelum masa Gregorius. Kisah ini diceritakan kembali oleh Simeon Metafrastes.
Kisah Ketujuh Pemuda ini menjadi pokok sebuah homili dalam bentuk syair oleh seorang penyair Edesa, Yakub dari Saruq ('Sarugh') (meninggal 521), yang diterbitkan di Acta Sanctorum. Sebuah versi abad ke-6, dalam sebuah manuskrip Suriah di British Museum (Cat. Syr. Mss, hlm. 1090), menceritakan delapan orang yang tertidur. Ada variasi yang besar tentang nama-nama mereka.
Sebuah versi Suriah lainnya dicetak dalam Land’s Anecdota, iii. 87ff; lihat pula Barhebraeus, Chron. eccles. i. 142ff., dan cf Assemani, Bib. Or. i. 335ff.
Penyebaran
Legenda ini dengan cepat menyebar luas di seluruh Dunia Kristen, dipopulerkan di barat oleh Gregorius dari Tours, dalam kumpulan kisah mujizatnya dari abad ke-6 akhir, De gloria martyrum (Kemuliaan para Syuhada). Gregorius mengatakan bahwa ia memperoleh legenda itu dari "seorang Suriah tertentu."
Pada abad ke-7, mitos ini semakin luas dibaca ketika kisahnya masuk ke dalam Al Qur'an dalam Surah 18, Al-Kahfi, ayat 9-14. Berikut ini disebutkan tulisan di gua itu:
Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?
(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdo'a: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini). (Versi Dep. Agama RI)
Pada abad berikutnya, Paulus sang Diakon menceritakan kisah ini dalam bukunya Sejarah Orang-orang Lombard (i.7) namun memberikan konteks yang berbeda:
Di perbatasan Jerman yang paling jauh di sebelah barat-barat laut, di pantai samudra sendiri, sebuah gua tampak di sebuah batu karang yang menjorok; di sana selama masa yang tidak diketahui, tujuh orang pemuda tertidur lama sekali.
Pakaian mereka menunjukkan bahwa mereka orang Romawi, demikian Paulus, dan tak ada seorang barbar setempatpun yang berani menyentuh mereka.
Selama masa Perang Salib, tulang-tulang dari kuburan dekat Efesus, yang diidentifikasikan sebagai relikui dari Ketujuh Pemuda ini, dipindahkan ke Marseille, Prancis, dalam sebuah peti mati dari batu yang besar, yang hingga kini merupakan pusaka yang sangat dihargai di Gereja Saint Victoire, Marseille.
Ketujuh Pemuda ini dimasukkan dalam kumpulan cerita Legenda Emas, buku yang paling populer pada Abad Pertengahan Akhir, yang menetapkan tanggal kebangkitan mereka, tahun 478 M, pada masa pemerintahan Teodosius.
Literatur modern awal Sunting
Mitos ini telah menjadi tamsil dalam budaya Protestan abad ke-16. Penyair John Donne bertanya, dengan nada yang skeptik,
'tidakkah kami disapih sampai saat itu?
Namun tetap menikmati suka cita pedesaan, bagai kanak-kanak?
Atau mendengkur di gua Ketujuh Pemuda yang Tertidur?' -John Donne, 'The good-morrow'
Tak banyak yang terdengar tentang kisah Ketujuh Pemuda yang Tertidur selama masa Pencerahan yang rasional, namun mitos ini dihidupkan kembali dengan munculnya Romantisisme. Legenda Emas mungkin telah menjadi sumber untuk menceritakan kembali kisah Ketujuh Pemuda ini dalam Confessions of an English Opium-eater, oleh Thomas de Quincey, dalam bentuk puisi oleh Goethe, dan, yang paling dikenal oleh orang Amerika, dalam kisah karya Washington Irving tentang Rip van Winkle. Lihat pula motif mitos dari 'raja di gunung'.
Komentar
Posting Komentar