LAA ILAHA ILLALAH WA AL-MASIH RASULULLAH dan LAA ILAHA ILLALAH WA AL-MASIH KALAMULLAH
LAA ILAHA ILLALAH WA AL-MASIH RASULULLAH dan LAA ILAHA ILLALAH WA AL-MASIH KALAMULLAH
Itulah KEUNIKAN DAN KEAGUNGAN Syahadat Kristiyane.
KEUNIKAN DAN KEAGUNGAN Yeshoo Mshikha Sebagai Anak Maryam Yang Adalah Buah Rahim Maryam Dan Anak Allah
KEBENARAN hal tersebut di atas dinyatakan dalam surat Rasulullah, Paulus yg berbunyi:
"Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan" (1 Timotius 3:16).
UNIK dan AGUNGLAH rahasia ibadah kita, ketika Dia, sang Kalamullah (Firman Allah), sang Pencipta (Yoh. 1: 3) telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia (Yoh. 1: 14) dibenarkan dalam Roh (Matius 1: 18, 20; Lukas 1: 35), dan demi keselamatan umat manusia Dia disalibkan, mati dan dikuburkan, dan bangkit hidup kembali mengalahkan apa yg paling dihindari dan ditakuti umat manusia, yaitu maut (I Kor. 15: 53 - 55), dan menampakkan Diri kepada Malaikat-malaikatNya (Yoh. 20: 12 - 18), diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah (Mat. 28: 19); yang dipercayai di dalam dunia (Yoh. 2: 22), diangkat dalam kemuliaan setelah penderitaan dan kematianNya (Lukas 24: 26), bagaikan gandum yang jatuh ke dalam tanah dan mati, spy menghasilkan banyak buah (Yohanes 12: 23 - 24).
KEUNIKAN DAN KEAGUNGAN Yeshoo Mshikha Sebagai Anak Maryam dalam wujud nuzulNya sebagai Manusia, yang adalah Buah Rahim Maryam itulah kita memiliki syahadat: Laa ilaha illalah wa al-Masih Rasulullah - Tiada Ilah selain Alaha dan al-Masih Rasul Alaha (Yoh. 17: 3), dan sebagai Anak Alaha (Kalamullah) yg qoimah dan qodim dalam Dzat Wajibal Wujud Alaha, kita punya syahadat: Laa ilaha illalah wa al-Masih Kalamullah - Tiada Ilah selain Alaha dan al-Masih Kalamullah ( Firman Alaha) - I Kor. 8: 4 - 6).
Detail dan jelasnya kebenaran ini dapat kita telusuri dari dasar Mshikhologi atau Kristologi dalam Kekristiyanean Oriental yang disebut juga dengan istilah lain sebagai Ilmu Kalam, dalam surat rasul Paulus kepada jema'at di Korintus, jelas menyatakan: "wa an Laa ilaha ilallahu waahid, falana nahnu Ilahu wahidu wa huwa al-Abu lladzi minhu kullu syaiin wa ilaihi narjiu wa Rabbu wahid wa huwa Yasu al-Masih alladzi bihi kullu syaiin wa bihi nahya" - tidak ada Ilah selain Alaha yang Esa, dan bagi kita Alaha yang Esa itu adalah Bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu dan kepadaNya kita kembali, dan satu Tuhan saja, yaitu Yeshoo Mshikha yang melaluiNya segala sesuatu diciptakan dan karena Dia kita hidup (I Kor. 8: 4, 6).
Frase dalam al-Kitabul Muqaddas (Arab); Laa ilaha ilallahu wahid, itu dalam bahasa asli Moran Yeshoo Mshikha, Aram dikatakan: Lait Alaha ella d'Alaha Sarira, yaitu Ab (Bapa), dan Rabbu wahid wa huwa Yasu al-Masih jelas menunjukkan perbedaan antara Ilah (al-Ilah) dengan Rabb. Ini berarti bahwa Alaha yang Esa, yang disebut Ab (Bapa) yang merupakan sumber segala sesuatu tersebut, adalah justru mengutus Yasu al-Masih (Yeshoo Mshikha) dan menjadikanNya sebagai Rabb (Tuhan) dalam makna penguasa (Kis. 2: 36), sehingga Yeshoo Mshikha sendiri menyatakan: KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi (Mat. 28 18). Dan sudah tentu pemahaman inilah yang dimaksud oleh Yeshoo Mshikha sendiri dalam al-Injil: Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau satu-satunya Alaha (yaitu Bapa, pen) yang benar, dan mengenal Yeshoo Mshikha yang telah Engkau utus (Yoh. 17: 3). Jadi sekali lagi, jelas bila disimak bagian dari ke dua ayat dalam al-Kitabul Muqaddas (I Kor. 8: 4, 6 dan Yoh. 17: 3) tersebut dapat disimpulkan seperti yg sudah disebutkan di atas: Laa ilaha illalah wa al-Masih Kalamullah, yang berarti tiada Ilah selain Alaha, yaitu Ab (Bapa) dan Mshikha adalah Kalamullah atau Kalimatullah (Firman Alaha) yang melaluiNya (melalui Kalimatullah atau melalui Kalamullah itu) segala sesuatu diciptakan, dan: Laa ilaha illalah wa al-Masih Rasulullah, yang bermakna bahwa al-Masih (Mshikha) yang adalah Kalamullah itu dalam nuzulNya (turunNya) dan bertajjasud menjadi Manusia melalui perawan Maryam, maka dalam keadaanNya sebagai Manusia diutus sebagai Rasul. Tetapi walaupun demikian esensi Kenabian dan KerasulanNya tidak dapat dibandingkan dengan Nabi dan Rasul manapun, sebab semua Nabi dan Rasul, kecuali Yeshoo Mshikha tidak pernah disebut sebagai Rabb atau Tuhan dalam makna penguasa. Mungkin ada orang bertanya, kenapa Nabi dan Rasul yang lain itu tidak bisa menjadi Rabb (Penguasa), sementara Yeshoo Mshikha dapat dikatakan Rabb? Jawabannya cukup jelas dan sederhana, sebab bagaimanapun utusan Alaha itu disebut Nabi dan Rasul Alaha, tetapi tidak bisa dikatakan Rabb, sebab mereka hanya manusia ciptaan dari benih manusia yang lahir melalui seorang Ibu yang dibuahi seorang laki-laki, sementara Yeshoo Mshikha bukanlah ciptaan dari benih manusia yang dibuahi oleh seorang laki-laki, melainkan, Dia adalah Kalamullah yang nuzul dan bertajjasud menjadi Manusia melalui Sayidatina Maryam, sang perawan yang suci. Bahkan lebih dari pada Adam yang dicipta dari segumpal tanah, dan juga bahkan lebih dari Hawa yang dicipta dari bagian dari Adam yang dari tanah, sehingga Adam dan Hawa serta semua umat manusia tidak bisa diparalelkan atau tidak bisa dibandingkan dgn keberadaan Yeshoo Mshikha.
Hamba Tak Berjubah
Itulah KEUNIKAN DAN KEAGUNGAN Syahadat Kristiyane.
KEUNIKAN DAN KEAGUNGAN Yeshoo Mshikha Sebagai Anak Maryam Yang Adalah Buah Rahim Maryam Dan Anak Allah
KEBENARAN hal tersebut di atas dinyatakan dalam surat Rasulullah, Paulus yg berbunyi:
"Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan" (1 Timotius 3:16).
UNIK dan AGUNGLAH rahasia ibadah kita, ketika Dia, sang Kalamullah (Firman Allah), sang Pencipta (Yoh. 1: 3) telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia (Yoh. 1: 14) dibenarkan dalam Roh (Matius 1: 18, 20; Lukas 1: 35), dan demi keselamatan umat manusia Dia disalibkan, mati dan dikuburkan, dan bangkit hidup kembali mengalahkan apa yg paling dihindari dan ditakuti umat manusia, yaitu maut (I Kor. 15: 53 - 55), dan menampakkan Diri kepada Malaikat-malaikatNya (Yoh. 20: 12 - 18), diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah (Mat. 28: 19); yang dipercayai di dalam dunia (Yoh. 2: 22), diangkat dalam kemuliaan setelah penderitaan dan kematianNya (Lukas 24: 26), bagaikan gandum yang jatuh ke dalam tanah dan mati, spy menghasilkan banyak buah (Yohanes 12: 23 - 24).
KEUNIKAN DAN KEAGUNGAN Yeshoo Mshikha Sebagai Anak Maryam dalam wujud nuzulNya sebagai Manusia, yang adalah Buah Rahim Maryam itulah kita memiliki syahadat: Laa ilaha illalah wa al-Masih Rasulullah - Tiada Ilah selain Alaha dan al-Masih Rasul Alaha (Yoh. 17: 3), dan sebagai Anak Alaha (Kalamullah) yg qoimah dan qodim dalam Dzat Wajibal Wujud Alaha, kita punya syahadat: Laa ilaha illalah wa al-Masih Kalamullah - Tiada Ilah selain Alaha dan al-Masih Kalamullah ( Firman Alaha) - I Kor. 8: 4 - 6).
Detail dan jelasnya kebenaran ini dapat kita telusuri dari dasar Mshikhologi atau Kristologi dalam Kekristiyanean Oriental yang disebut juga dengan istilah lain sebagai Ilmu Kalam, dalam surat rasul Paulus kepada jema'at di Korintus, jelas menyatakan: "wa an Laa ilaha ilallahu waahid, falana nahnu Ilahu wahidu wa huwa al-Abu lladzi minhu kullu syaiin wa ilaihi narjiu wa Rabbu wahid wa huwa Yasu al-Masih alladzi bihi kullu syaiin wa bihi nahya" - tidak ada Ilah selain Alaha yang Esa, dan bagi kita Alaha yang Esa itu adalah Bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu dan kepadaNya kita kembali, dan satu Tuhan saja, yaitu Yeshoo Mshikha yang melaluiNya segala sesuatu diciptakan dan karena Dia kita hidup (I Kor. 8: 4, 6).
Frase dalam al-Kitabul Muqaddas (Arab); Laa ilaha ilallahu wahid, itu dalam bahasa asli Moran Yeshoo Mshikha, Aram dikatakan: Lait Alaha ella d'Alaha Sarira, yaitu Ab (Bapa), dan Rabbu wahid wa huwa Yasu al-Masih jelas menunjukkan perbedaan antara Ilah (al-Ilah) dengan Rabb. Ini berarti bahwa Alaha yang Esa, yang disebut Ab (Bapa) yang merupakan sumber segala sesuatu tersebut, adalah justru mengutus Yasu al-Masih (Yeshoo Mshikha) dan menjadikanNya sebagai Rabb (Tuhan) dalam makna penguasa (Kis. 2: 36), sehingga Yeshoo Mshikha sendiri menyatakan: KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi (Mat. 28 18). Dan sudah tentu pemahaman inilah yang dimaksud oleh Yeshoo Mshikha sendiri dalam al-Injil: Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau satu-satunya Alaha (yaitu Bapa, pen) yang benar, dan mengenal Yeshoo Mshikha yang telah Engkau utus (Yoh. 17: 3). Jadi sekali lagi, jelas bila disimak bagian dari ke dua ayat dalam al-Kitabul Muqaddas (I Kor. 8: 4, 6 dan Yoh. 17: 3) tersebut dapat disimpulkan seperti yg sudah disebutkan di atas: Laa ilaha illalah wa al-Masih Kalamullah, yang berarti tiada Ilah selain Alaha, yaitu Ab (Bapa) dan Mshikha adalah Kalamullah atau Kalimatullah (Firman Alaha) yang melaluiNya (melalui Kalimatullah atau melalui Kalamullah itu) segala sesuatu diciptakan, dan: Laa ilaha illalah wa al-Masih Rasulullah, yang bermakna bahwa al-Masih (Mshikha) yang adalah Kalamullah itu dalam nuzulNya (turunNya) dan bertajjasud menjadi Manusia melalui perawan Maryam, maka dalam keadaanNya sebagai Manusia diutus sebagai Rasul. Tetapi walaupun demikian esensi Kenabian dan KerasulanNya tidak dapat dibandingkan dengan Nabi dan Rasul manapun, sebab semua Nabi dan Rasul, kecuali Yeshoo Mshikha tidak pernah disebut sebagai Rabb atau Tuhan dalam makna penguasa. Mungkin ada orang bertanya, kenapa Nabi dan Rasul yang lain itu tidak bisa menjadi Rabb (Penguasa), sementara Yeshoo Mshikha dapat dikatakan Rabb? Jawabannya cukup jelas dan sederhana, sebab bagaimanapun utusan Alaha itu disebut Nabi dan Rasul Alaha, tetapi tidak bisa dikatakan Rabb, sebab mereka hanya manusia ciptaan dari benih manusia yang lahir melalui seorang Ibu yang dibuahi seorang laki-laki, sementara Yeshoo Mshikha bukanlah ciptaan dari benih manusia yang dibuahi oleh seorang laki-laki, melainkan, Dia adalah Kalamullah yang nuzul dan bertajjasud menjadi Manusia melalui Sayidatina Maryam, sang perawan yang suci. Bahkan lebih dari pada Adam yang dicipta dari segumpal tanah, dan juga bahkan lebih dari Hawa yang dicipta dari bagian dari Adam yang dari tanah, sehingga Adam dan Hawa serta semua umat manusia tidak bisa diparalelkan atau tidak bisa dibandingkan dgn keberadaan Yeshoo Mshikha.
Hamba Tak Berjubah
Komentar
Posting Komentar