PERINGATAN HARI LAHIR (ULANG TAHUN)?

BAGAIMANA DENGAN PERINGATAN HARI LAHIR (ULANG TAHUN)?

Ada sebagian orang Kristen menolak peringatan hari ulang tahun, dasar pemikiran mereka adalah ayat-ayat ini:

* Kejadian 40:20
Dan terjadilah pada hari ketiga, hari kelahiran Firaun, maka Firaun mengadakan perjamuan untuk semua pegawainya. Ia meninggikan kepala juru minuman dan kepala juru roti itu di tengah-tengah para pegawainya:

* Markus 6:21
Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea.

2 ayat diatas menuliskan perayaan hari lahir (ulang-tahun), dan yang melakukannya adalah "orang-orang jahat" (Firaun dan Herodes). Maka sebagian orang menganggap bahwa "memperingati/ merayakan hari lahir" adalah mengikuti kebiasaan si orang-orang jahat itu.

Dan, ada juga anggapan bahwa merayakan ulang tahun adalah mengikuti cara-cara pagan, misal:

1. Tradisi kue ulang tahun yang dimulai oleh orang Yunani yang membuat kue berbentuk bulat atau bulan (merepresentasikan bulan purnama) untuk kuil Artemis – Dewi Bulan.

2. Menyalakan lilin pada kue dikatakan berasal dari Yunani yang menggunakan lilin yang menyala pada kue yang dipersembahkan untuk Artemis (Dewi Bulan) untuk membuatnya bersinar layaknya bulan.

3. Kebiasaan "make a wish" sambil meniup lilin dikatakan sebagai mengirim sinyal atau doa kepada dewa, dan cara meniup semua lilin dalam satu nafas dianggap membawa keberuntungan.

Hari kelahiran biasanya merupakan kegembiraan dan sering diperingati dengan pesta. Hanya dua peringatan itu diceritakan dalam Alkitab, yaitu ulang tahun Firaun zaman Yusuf (Kejadian 40:20) dan ulang tahun Herodes Antipas (Matius 14:6; Markus 6:21). Di Mesir perayaan ulang tahun telah disebut pada abad 13 sM, bahkan terjadi mungkin lebih dini dari itu (Helck dan Otto, Kleines Worterbuch der Agyptologie, 1956, hlm 115 dgn petunjuk-petunjuk kepada naskah). Hari Firaun naik takhta juga dijadikan hari perayaan, seperti nampak dalam tulisan Amenophis II, ± 144 sM (Helck, Jurnal of Near East Studies, 1955, hlm 22-31); Perayaan hari ulang tahun raja dicatat pada pemerintahan Ptolamaeus V (± 205-182 sM; Budge, The Rosetta stone, 1951, hlm 8). Amnesti diberikan pada ulang tahun raja, seperti ditulis dalam papirus kebijaksanaan dari abad 4/5 sM (S.R.K Glanville, The lnstructions of Onchsheshongy, I, 1955, hlm 13). Perayaan hari ulang tahun keluarga Herodes sangat terkenal di Roma: lihat H Hoehner, Herod Antipas, 1972, hlm 160-161, catatan 5.

Dari pemahaman bahwa ada 2 orang jahat berulang-tahun dan dicatat di Alkitab, juga pemahaman bahwa itu adalah kebiasaan yang dianggap "pagan", maka sebagian orang juga menentang peringatan kelahiran Yesus Kristus (Natal).

PERINGATAN KELAHIRAN YESUS KRISTUS

Peringatan kelahiran Kristus sering menjadi sorotan berbagai pihak, diluar Kekristenan maupun kalangan Kekristenan sendiri, bahkan ada diantara mereka yang "sangat membenci" hari Natal. Mereka mengatakan bahwa Yesus Kristus tidak lahir pada tanggal 25 Desember. Hal tersebut bisa dipahami, karena Alkitab memang tidak menulis tanggal kelahiran Yesus. Mereka juga mengatakan 25 Desember adalah hari-raya kaum kafir . Terbukti dengan data tertulis yang memuat liturgi perayaan kelahiran Kristus itu dapat dilihat dalam papirus pada abad ke-IV M. Pada tahun 274 M di Kerajaan Romawi, tanggal 25 Desember dimulai perayaan kelahiran matahari karena diakhir musim salju tanggal itu matahari mulai kembali penampakan sinarnya dengan kuat, karena itu bagi orang Romawi kuno, hari itu dirayakan sebagai hari Matahari.

Ketika Kekristenan "dijadikan agama negara" di Kerajaan Romawi, kebiasaan perayaan itu ternyata sukar ditinggalkan masyarakat Roma yang sudah menjadi Kristen. Oleh karena itu para pemimpin gereja kemudian mengalihkan perhatian mereka, perayaan yang semula menjadi perayaan Matahari diganti menjadi perayaan peringatan kelahiran Yesus. Ketentuan ini oleh gereja pada masa itu diresmikan di Roma tahun 336 M, dan mereka menjadikan tanggal 25 Desember sebagai hari peringatan kelahiran Kristus. Peringatan kelahiran Kristus dengan tanggal peringatan 25 Desember akhirnya juga diperkenalkan oleh Kaisar Konstantin, hal ini sebagai pengganti tanggal 5-6 Januari yang sebelumnya sudah ditetapkan sebagai hari peringatan kelahiran Kristus. Perayaan Natal kemudian di lakukan di Anthiokia pada tahun 375 dan pada tahun 380 dirayakan di Konstantinopel, dan tahun 430 di Alexandria dan kemudian di tempat-tempat lain dimana kekristenan berkembang. Tampaknya dengan latar belakang itu, tuduhan-tuduhan mengenai 25 Desember adalah hari raya kafir memang berdasar, karena ada catatan sejarah yang secara jelas menulis hal tersebut. Sekarang bagaimanakah kita menyikapi hal itu? Haruskah kita tidak lagi merayakan natal pada tanggal 25 Desember?

Dari penjelasan sejarah diatas, dapat kita ketahui bahwa awal-mula perayaan kelahiran Kristus bukan tanggal 25 Desember melainkan tanggal 5-6 Januari. Tetapi karena kesepakatan para pemimpin gereja pada waktu itu mereka mengubah peringatan tanggal 5-6 Januari menjadi tanggal 25 Desember untuk mengalihkan perhatian umat Kristiani dari kepercayaan lama mereka menuju kelahiran Kristus. Sehingga pada saat yang sama orang-orang kafir yang belum bertobat dan masih tetap merayakan tanggal 25 Desember dialihkan perhatiannya kepada Kristus. Tetapi di masa kini umat Kristen tidak ada yang mengkaitkan hari Natal dengan hari dewa Matahari, tidak ada penyembahan atau apapun yang berkaitan dengan paganisme matahari dalam perayaan natal orang-orang Kristen. Karena Kristus-lah yang menjadi center-nya. Jadi walaupun tidak ada tertulis dalam Alkitab Yesus lahir pada tanggal 25 Desember, umat Kristen secara umum merayakan hari Natal pada salah satu hari di bulan Desember sampai Januari demi keseragaman.

Dalam memperingati "hari kelahiran Kristus" umat Kristen akan menyadari makna yang lebih dalam lagi adalah kehadiran Allah dalam bentuk kelahiran Yesus Kristus sebagai Juruselamat yang mendatangkan damai sejahtera di bumi. Kehidupan Yesus sebagai Tuhan yang menjadi manusia yang menyertai kita (Immanuel) tidak dapat dilepaskan dari saat kelahiran, pembaptisan, pelayanan, penyaliban, kebangkitan, sampai kenaikanNya ke surga. Sekalipun demikian, sebagai suatu peringatan, memang Natal kemudian berkembang sebagai suatu "perayaan" dalam tradisi gereja dan masyarakat pada umumnya.

BOLEHKAH MERAYAKAN HARI LAHIR (ULANG TAHUN)?

Sebagaimana "pro-kontra" terhadap "peringatan Natal" yang sudah dijelaskan di atas, kitapun dapat menarik pemahaman yang sama. Bahwa hal "25 Desember" tersebut hanyalah tradisi. Maka peringatan hari ulangtahun juga merupakan tradisi.

Kita tahu dan paham sebagai seorang Kristen, bahwa ketika kita memperingati hari lahir/ ulang tahun seseorang, kita tidak melakukan hal-hal "syirik" yang mensinkretisasikan kepercayaan kepada Allah campur dengan "paganisme". Sebagai contoh, ketika seorang ibu Kristen menyiapkan kue tart ulang-tahun untuk anaknya lengkap dengan lilin-lilinnya, si ibu dan anak yang di-ulangtahuni itu berdoa kepada Tuhan mengucapkan hal-hal yang diinginkannya (make a wish). Dan dalam permohonan doa ini kita tahu bahwa doa itu ditujukan kepada Bapa di Surga. Jadi seandainya ada seorang Kristen yang sangat ekstrim menolak segala bentuk perayaan hari lahir dengan dasar tuduhan bahwa itu merupakan kebiasaan pagan, dia harus melihat segala sesuatu dengan hati dan pikiran yang terbuka, bahwa tidak ada sinkretisasi keimanan dalam perayaan hari ulang-tahun ini.

Allah kita tidak melarang manusia melakukan tradisi, sepanjang tradisi itu tidak mengikat manusia kepada penyembahan kepada ilah-ilah selain Allah, atau sepanjang tradisi itu tidak ditempatkan lebih tinggi daripada nilai-nilai ajaran Tuhan. Dalam sepanjang masa kehidupan Yesus Kristus di bumi, terkadang Yesus mengikuti tradisi-tradisi yang berlaku di dalam lingkungan-Nya diantara orang-orang Yahudi di sekeliling-Nya. Sebagai contoh: Yesus Kristus ketika berumur 12 tahun, Dia diajak orang-tua-Nya ke Bait Allah, menurut beberapa tafsir, hal itu untuk melakukah tradisi "Bar-Mitzvah" bagi anak-anak antara umur 12 atau 13 tahun sebagai upacara pengukuhan "anak-Hukum." Hari Raya Hanukah (hari Raya Pentahbisan Bait Allah, yang juga disebut sebagai hari raya lampu/ hari raya perayaan cahaya) adalah juga tradisi Yahudi, dan Yesus Kristus pernah datang di Bait Allah pada hari itu (dicatat dalam Yohanes 10:22-23). Pada kesempatan ini Tuhan Yesus Kristus menyatakan diri-Nya secara monumental tentang hal yang berkenaan dengan hari raya itu, Dia berkata dalam bahasa ke-Allahan-Nya "Akulah Terang Dunia" (Yohanes 8:12). Model pesta perkawinan di Kana yang memakan waktu 3 hari, adalah juga merupakan tradisi Yahudi, dan Tuhan Yesus berkenan mengadakan mujizat disana (Yohanes 2:1-11).

Jadi, sepanjang tradisi itu tidak mengikat manusia melebihi ikatannya kepada Allah, tradisi ini boleh dilaksanakan. Jangan terlalu takut antara "boleh" atau "tidak boleh." Kekristenan bukanlah seperangkat kode etik, peraturan "boleh/tidak boleh". Kekristenan adalah hubungan erat antara Allah dan manusia. Yesus Kristus membawa kita kepada Bapa, lalu mencurahkan Roh Kudus kepada kita, bukan agar kita pelaksana tata dengan standar moral yang lebih tinggi, tetapi menjadi ciptaan baru, yang kehidupannya menjadi penyampai pesan Allah, menjadi terang dari allah yang hidup bagi sekeliling kita. Orang Kristen adalah orang merdeka. Orang-orang sering sibuk menghakimi diri mereka sendiri dan juga orang lain dengan meributkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, apa yang halal dan haram, apa yang kudus dan najis. Semua ini menurut Alkitab adalah peraturan yang dibuat oleh manusia yang tidak ada gunanya selain memuaskan hidup duniawi. Perhatikan apa yang dikatakan Kitab Suci pada ayat-ayat berikut:

* Roma 14:14
Aku tahu dan yakin dalam Tuhan Yesus, bahwa tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri. Hanya bagi orang yang beranggapan, bahwa sesuatu adalah najis, bagi orang itulah sesuatu itu najis.

* Titus 1:15
Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis.

* 1 Timotius 4:4
Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur,

* Kolose 1:20
dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.

Jadi, kita tak perlu kawatir dengan macam-macam tudingan, jangan merayakan natal, jangan merayakan ulang tahun, karena itu warisan pagan dan lain sebagainya. Kita pahami diri kita sendiri, pada setiap apa yang kita lakukan, apakah kita sudah bertindak sebagai seorang Kristen yang berlandaskan ajaran kasih Kristus atau tidak? Apakah dengan apa yang kita kerjakan memuliakan Allah atau tidak?

MERAYAKAN HARI LAHIR SEBAGAI UCAPAN SYUKUR

Dalam banyak ayat di Alkitab "panjang umur" adalah cerminan berkat, misalnya di:

* Mazmur 91:16
Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku."

* Amsal 3:2.16; 10:27
3:2 karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu.
3:16 Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan.
10:27 Takut akan TUHAN memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek.

Seorang yang sadar akan berapa umurnya, otomatis dia sadar kapan tanggal-lahirnya. Kalau di Alkitab ada rujukan umur seorang Nabi misalnya Musa yang berumur sampai 120 tahun (Ulangan 34:7), tentu rujukan itu berdasarkan dari kapan dia lahir, bukan?. Artinya "tanggal lahir-nya" diingat/ dicatat, bukan? Apakah hal ini dilarang?

Pada saat seseorang memperingati hari lahirnya, dia dapat menggunakan momen ini untuk bersyukur, bahwa Allah telah memeliharanya dengan baik dengan berkat yang tak berkekurangan. Saya senang ketika menghadiri undangan misalnya "peringatan nikah emas 50 tahun" atau "peringatan ulangtahun" seseorang, kita tentu jujur bahwa disana tidak ada hal yang perlu dihakimi sebagai budaya "kafir", malah kita sering melihat bagaimana orang-orang tersebut mensyukuri kehidupannya yang telah dipelihara Tuhan selama hidupnya.

Saya pernah begitu terharu melihat sebuah berita, dimana ada seorang anak gadis terkurung dalam sebuah reruntuhan akibat bencana gempa bumi di Sichuan - China pada tahun 2008 yang lalu, dan dia sudah dikira mati. Tetapi team penolongnya menemukannya dalam keadaan hidup. Kemudian para team penolongnya ini menyanyikan lagu untuknya "happy birthday to you...," bukan karena hari itu hari lahirnya, tetapi lagu itu dinyanyikan sebagai ungkapan kegembiraan, bahwa dia seperti orang yang "dilahirkan lagi"

Maka ucapkan "Happy Birthday!" (seandainya ada yang membaca artikel ini pas di hari ulang-tahunnya, atau kepada semua yang merasa hari ini dia dilahirkan-lagi).

Perihal hari Ulang Tahun & Natal,

Menurut apa yg kita imani intinya: Jangan sampai kita merayakan sesuatu perayaan yang terkesan "Rohani" tetapi sebenarnya semata hanya untuk memuaskan KEDAGINGAN DIRI SEMATA, misal: demi gengsi, demi bisa "show off", demi sekedar ramai kumpul2 dll, yang secara kenyataannya bahkan akan tidak berkenan bagi Tuhan. Jadi seharusnya semua itu harus tetap berfokus untuk memuliakan Tuhan MURNI.

Ulang Tahun:
Anda ingin merayakan Ulang tahun ?, maka lakukan dengan tujuan UCAPAN SYUKUR YANG MURNI, tidak dengan motivasi2 tersembunyi lainnya. Agar memang hanya nama Tuhan saja yang di tinggikan, jadi bukan semata krn alasan tertentu seperti contoh diatas. Tentunya perayaan itu sejauh tidak bertentangan dgn kehendak Bapa, disinilah kita harus belajar mengenal KehendakNya. Lebih lanjut jangan sampai juga karena perayaan itu akan mencuri kemuliaan Tuhan, misal sekalian kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya (kaya), Kedagingan, Meninggikan diri biar dihargai orang lain (Meninggikan diri akan direndahkan Tuhan), Pesta ultah sekalian kesempatan hura2 duniawi, dan tentunya gak pakai acara mabuk/menimbulkan akibat negatif lainnya dll. Ingatlah orang sering memakai standar duniawi dan keegoannya yang dibungkus ROHANI.

NATAL:
Galatia 4:8. Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah.

4:9 Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?

4:10 Kamu dengan teliti memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun.

4:11 Aku kuatir kalau-kalau susah payahku untuk kamu telah sia-sia.

Tentu ada maksud Tuhan sampai merahasiakan Ulang TahunNya, Yesus memberikan contoh yang bukan dengan standard atau pengertian manusiawi/kedagingan, melainkan Kehendak Bapa. Saya berasumsi bahwa Tuhan sengaja merahasiakan (karena seharusnya lebih mudah mengetahui kelahiran Yesus yg baru 2000 thn yg lalu daripada kelahiran tokoh2 lain yang lebih tua umurnya). Lagian Yesus bukan sekedar tokoh melainkan Dia adalah fenomenal dan penting dari semua tokoh2 yang pernah ada di dunia. Maka bukankah harusnya justru lebih diketahui ? ... ternyata tidak diketahui persisnya!.

Andai ada orang yg beralasan misal: rujukan umur "tokoh" Nabi Musa yang berumur sampai 120 tahun (Ulangan 34:7), konteks itu masih dibawah hukum taurat / hukum perjanjian lama. Di perjanjian baru dengan Hukum Kristus maka pengertian "jasmani" telah disempurnakan dengan standard pengertian Roh / Rohani . Jadi contoh yang seolah membenarkan "Apakah hal ini dilarang? " tentu bukan konteks untuk membenarkan pula karena ingatlah umur Yesus selalu di kira-kira (tidak tepat) : Lukas 3:23a Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur KIRA-KIRA tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang. >> Itulah sebabnya: Pasti Tuhan sengaja merahasiakanNya. (bukankah Dia sudah ada sejak awal ? - Alfa sampai Omega ?). Dalam hal ini pasti pula Tuhan tidak ingin kita merayakannya sesuai konteks Galatia 4 diatas (kitab Kebebasan-Tidak di perhamba lagi oleh hal hukum2/standard kedagingan/tradisi dll).

Lebih lanjut, perayaan yg terkesan "Natal" pun harus seolah di tentukan hari nya agar seragam?. Kelihatannya baik/benar alasan tersbt, tetapi tanpa disadari akan di manfaatkan untuk motivasi lainnya / mencuri kemuliaanNya (TUHAN TENTU MENGETAHUI BAHWA MANUSIA BISA MEMPERALAT HARI KELAHIRANNYA UNTUK HAL-HAL YANG JUSTRU MEMBELOKKAN KEBENARAN YANG SESUNGGUHNYA). Terlebih kenyataannya dgn alasan merayakan Natal selama ini ternyata perayaannya telah berbelok / sengaja di manfaatkan kompromi dengan ke tradisi PAGAN. Bukankah ini sangat bertentangan dengan kehendakNya?.

Manusia bisa beralasan beribu satu alasan pembenaran Natal, tetapi jika sungguh mau merenungkannya ... maka kita tentu bertanya dalam hati: bukankah dilihat dari AKAR KENYATAANNYA selama beratus-ratus / seribu tahun lebih telah diselewengkan sedemikian rupa ?. Sampai banyak orang beranggapan Yesus lahir tgl 25 Desember?, tradisi pagan yg menyelinap dan seolah di yakini mereka yang tidak mengerti kebenaran sebagai KEBENARAN KELAHIRAN YESUS ? .. (santaclaus, pohon natal, lilin, zwarte piet serta aneka simbol2 lainnya, bahkan tidak sedikit perayaan Natal di banyak negara menjadi ajang hura2 sering jg hingga mabuk-komersialisasi bisnis-acara show off/pamer baju, sepatu, mobil dll).

Bahkan akibat perayaan pagan Natalpun telah keluar Lagu2 yang tidak Alkitabiah, misal: I Saw Mommy Kissing Santa Claus, 12 days of Christmas, Silver bell, Santaclaus is coming to town, White Christmas, Rudolph, The Red Nosed Reindeer, O Holy Night, Little Drummer Boy, Jingle Bells, Santa Claus Is Coming To Town, Monsters' Holiday, Winter Wonderland dll ... PertanyaanNya adakah itu untuk merayakan Yesus ?, mana kata2 Yesus didalamNya ? Bukankah lagu ini sangat-sangat populer, best record sepanjang masa ?

Andai dengan alasan perayaan NATAL dalam hal mencari jiwapun sah-sah saja, benarkah demikian ? bukankah dengan akar KETIDAK-BENARAN/KEBOHONGAN itu asalnya dari si IBLIS ? apakah kita mau berkompromi membenarkan? Kita gunakan standard KEDAGINGAN / MANUSIAWI / ALASAN PEMBENARAN PRAKTIS - STRATEGI PEMBENARAN BUATAN MANUSIA untuk orang tertarik FIRMAN TUHAN YANG KUDUS ?. Sesungguhnya kebenaran INJIL tidak usah dibelapun akan tetap benar, jangan justru setelah cepat atau lambat orang tahu kebenaran tradisi Natal ala yg pertama kali di populerkan GRK di Kekristenan maka menjadi celaan dan hancur runtuh iman banyak orang karenanya.

Matius 5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Silahkan renungkan ayat diatas.

MAKNA Natal sesungguhnya yaitu: Kehadiran YESUS KRISTUS adalah KASIH didalam pribadi setiap orang yang percaya kepadaNya dan menjadi TERANG KEBENARAN serta JAMINAN KESELAMATAN KEKAL bagi mereka yang sungguh2 beriman dan melakukan kehendakNYA. Natal itu setiap hari bagi orang percaya.

Karena itu: Hindari Natal Tradisi dengan alasan apapun karena "Agamawi" hanya bersifat lahiriah dan secara tidak langsung kita akan melanggengkan budaya / unsur pagan baik secara sadar ataupun tidak sadar, maupun bertentangan dengan KEBENARAN pengajaran Yesus.

Mohon maaf jika menyinggung kepercayaan/tradisi tertentu. tetapi demi kebenaran saya harus sampaikan ini. Silahkan direnungkan.

Tuhan Yesus Kristus memberkati..

Sumber : Umur Manusia - Hari Lahir - dan Perayaannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Do'a Bapa Kami Bahasa Aram

Doa pentahiran Kristen ortodoks syria