Misbaha ( Tali doa )
Dalam Kristen Orthodoks Syria, Tali doa dikenal dengan nama nama ⲙⲉⲕⲩⲧⲁⲣⲓⲁ - mequetaria / mequtaria. atau dalam bahasa Arab disebut مسبحة (MISBAHA).
Secara historis, Misbaha (tali doa) biasanya memiliki 100 knot, meskipun tali doa dengan 150, 50, 33, 41, 64, atau 100 Knot dan terutama digunakan untuk membaca doa Kyrie Eleison serta yang lain seperti Doa Bapa Kami dan Salam Maryam. Berkaitan dengan dua angka pertama, yang pertama mewakili jumlah cambukan yang dikenakan pada Yesus (39 sesuai dengan kebiasaan Yahudi), luka tombak, dan mahkota duri. Jumlah Knot 33 yaitu simbol dari umur Moryo Yeshoo Mshiho (Tuhan Yesus Kristus) ketika berada di dunia. Jumlah Knot 50,64 mewakili usia Maryam. 100,150 Knot mewakili Barisan tentara malaikat.
Sejarah tali doa kembali ke asal-usul monastisisme Kristen itu sendiri. Ketika para biarawan mulai pergi ke padang gurun, itu adalah kebiasaan mereka untuk berdoa seluruh 150 Mazmur setiap hari. Namun, karena beberapa biarawan tidak dapat membaca, mereka harus menghafal mazmur atau melakukan doa dan sujud lainnya sebagai gantinya. Jadi tradisi mengatakan 150 (atau lebih) Yesus Doa setiap hari dimulai.
pada abad keempat sebagai bantuan bagi para biarawan yang buta huruf untuk mencapai jumlah doa dan sujud yang konsisten dalam kamar mereka.
Sebelumnya, para biarawan akan menghitung doa-doa mereka dengan melemparkan kerikil ke dalam mangkuk, tetapi ini tidak praktis, dan tidak dapat dengan mudah dilakukan ketika berada di luar kamar.
Penggunaan Misbaha (tali doa) memungkinkan untuk berdoa "Doa Yeshoo (Yesus)" tanpa henti, baik di dalam kamar atau di luar, sesuai dengan perintah Guru dan Rasul kita Paulus untuk " berdoalah dengan tidak putus-putusnya." (I Tes 5:17).
Ketika berdoa, pengguna biasanya memegang tali doa di tangan kiri, membiarkan tangan kanan bebas untuk membuat Tanda Salib . Ketika tidak digunakan, tali doa secara tradisional melilit pergelangan tangan kiri sehingga terus mengingatkan seseorang untuk berdoa tanpa henti.
Jika ini tidak praktis, itu dapat ditempatkan di kantong (kiri), tetapi tidak boleh digantung di leher atau digantung dari sabuk.
Alasannya adalah kerendahan hati: seseorang tidak boleh mencolok atau mencolok dalam menampilkan tali doa agar orang lain melihatnya.
Pada masa keKristen awal juga memiliki banyak doa dan juga" nafas doa ". Nafas Doa terus menerus diulang Jadi walaupun disaat sedang tidak melakukan doa, secara tidak langsung setiap nafas yg di hembuskan merupakan sebuah doa yang sedang dilantunkan.
Inilah sebabnya mengapa Misbaha (tali doa) hari ini masih menggunakan salib ? karena Iblis dikalahkan oleh Tanda Salib.
Kegunaannya selain dalam pengucapannya cukup beragam seperti mengiringi Doa Ya Robbu Arham (Tuhan kasihanilah) atau
Moryo Yeshoo Mshiho, bar Aloho erhrahan 'al li, Hataya (Tuhan Yesus Kristus Anak Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini), juga digunakan utk Doa Yeshoo (Yesus) yang tak pernah putus
Lafaznya: Ya Tuhan Yesus Kristus Anak Allah yang menghapus Dosa dunia, kasihanilah kami orang berdosa ini, dan berkatilah kami hambaMu ya Tuhan. Barrakallah / Barekhmor / berkatilah kami ya Allah.
Cara menggunakan Misbaha (Tali doa) adalah dengan melatih pernafasan hingga menjadi Doa yang diambil alih Ruh.
Demikian juga Ruh menolong kita dalam kelemahan kita. Kita tidak tahu bagaimana sepatutnya berdoa, tetapi Ruh sendiri memanjatkan permohonan untuk kita dengan keluh kesah yang tak dapat diucapkan dengan kata-kata. (Roma 8: 26).
1. TARIK NAFAS pelan-pelan beriringan dalam hati
mengucapkan: Moryo Yeshoo Mshiho, bar Aloho erhrahan 'al li, Hataya (Ya Tuhan Yesus Kristus Anak Allah yg menghapus Dosa dunia ini,) (tahan nafas semampu kita. Pada saat menahan nafas semampu kita, bisa mengucapkan kembali kalimat tersebut, sambil merenungkan kasih Allah dan merasakan serta menikmati jamahanNya).
2. Keluarkan nafas perlahan seiring dengan mengucapkan dalam hati:
kasihanilah aku orang berdosa ini, dan berkatilah kami hambaMu ya Tuhan. Ditutup dengan: Barrakallah / Barekhmor / Berkatilah ya Allah.
3. Posisi biasanya dengan duduk bersila atau dengan posisi yang nyaman oleh yang berdoa
Ini dilakukan setiap 1 knot, lalu beralih ke knot berikutnya dan kembali mengucapkan seperti tersebut di atas hingga berakhir di knot terakhir.
Pada saat melakukan Doa Yeshoo (Yesus) Tak Kunjung Putus tidak sedikit orang yang gagal karena banyaknya cobaan dan gangguan, seperti gelisah bahkan bisa mendapat penglihatan yg aneh-aneh dan seram.
Tapi jika orang fokus melakukannya untuk tujuan demi hormat dan kemuliaanNya, maka percayalah, Anda akan berhasil sehingga membuat Anda semakin dekat dan melekat dengan Dia.
Pada saat menarik nafas Filosofi pelaksanaannya diilhami oleh beberapa peristiwa diantaranya, seorang wanita pendarahan yang yakin asal menjamah jubah Yeshoo Mshiho (Yesus Kristus) pasti sembuh. Waktu dia menjamah jubah Yeshoo Mshiho (Yesus Kristus), si wanita tersebut sembuh, pendarahan berhenti. Tapi ketika Yeshoo (Yesus) mengatakan bahwa ada yg menjamah jubahNya, murid-murid berpikir bisa saja ada orang yg menjamah jubahNya tidak sengaja karena berdesak-desakan.
Tetapi Yeshoo (Yesus) mengatakan ada yg sengaja menjamah jubahNya (dengan sengaja), karena ada energi yang keluar dari dari diriNya. Wanita itu ketakutan, dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya.
Dia datang dan tersungkur di depan Yeshoo (Yesus) dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus.
Maka Yesus kepada wanita tersebut: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"
Setelah itu, Yesus kembali menyeberang dengan perahu. Sesampainya di seberang, sejumlah besar orang datang mengerumuni-Nya. Ketika Ia berada di tepi danau, datanglah seorang kepala rumah ibadah bernama Yairus. Pada waktu ia melihat Yesus, sujudlah ia di hadapan-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya. Ia berkata, “Anakku yang perempuan hampir mati. Datanglah dan tumpangkanlah tangan atasnya supaya ia sembuh dan hidup.” Kemudian, Yesus pergi bersamanya. Sejumlah besar orang mengikuti Dia sambil berdesak-desakan di sekeliling-Nya.
Di antara orang banyak itu, ada seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita sakit pendarahan. Perempuan ini sudah banyak berobat ke tabib-tabib dan sudah menghabiskan semua hartanya untuk membiayainya, tetapi sedikit pun tidak mendatangkan faedah baginya, bahkan penyakitnya bertambah buruk saja. Ia telah mendengar kabar tentang Yesus. Maka, di tengah-tengah kerumunan orang banyak itu didekatinya Yesus dari arah belakang, lalu disentuhnya jubah Yesus, karena pikirnya, “Jika aku dapat menyentuh jubah-Nya saja, maka aku akan sembuh.” Lalu, saat itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa bahwa tubuhnya sudah sembuh dari penyakit. Bersamaan dengan itu, yesus mengetahui bahwa dari dalam diri-Nya telah keluar kekuatan. Kemudian, Ia berpaling ke arah orang banyak itu dan bertanya, “Siapa yang menyentuh jubah-Ku?” Jawab para pengikut-Nya, “Ya Junjungan, Engkau melihat bagaimana orang banyak ini berdesak-desakan di sekeliling-Mu, tetapi Engkau bertanya, ‘Siapa yang menyentuh Aku?’” Yesus memandang ke sekeliling-Nya untuk mencari tahu siapa orang yang telah melakukan hal itu. Kemudian, perempuan itu mendekat dengan rasa takut dan gentar karena apa yang terjadi padanya telah diketahui. Ia sujud di hadapan Yesus dan menceritakan segala sesuatunya dengan sejujurnya. Sabda Yesus kepadanya, “Hai anak-Ku, imanmu telah membuatmu sembuh. Pulanglah dengan sejahtera dan sembuhlah dari penyakitmu!” (Markus 5: 21 - 34)
dan ayat yang lain menginspirasi Doa Yesus tak Kunjung Putus, seperti didalam Yohanes 1: 29,
Esoknya, Yohanes melihat Yesus datang kepadanya. Lalu, Yohanes berkata, “Lihatlah, Anak Domba Allah yang mengangkat dosa dunia.
Di sana ada dua orang buta yang duduk di tepi jalan. Setelah mereka mendengar bahwa Isa melewati tempat itu, berteriaklah mereka, “Ya Junjungan, ya Anak Daud, kasihanilah kami!” Orang banyak menegur mereka supaya mereka diam. Tetapi, malah semakin keras saja mereka berteriak, “Ya Junjungan, ya Anak Daud, kasihanilah kami!” Matius 20: 30 - 31.
Dengan mengucapkan, Ya Tuhan Yesus Kristus Anak Allah yg menghapus Dosa dunia, itu diyakini menjamah jubah Yesus, sehingga ada tenaga (kuasa) yang keluar dari Diri Yesus.
tahan nafas, dimaknai Tenaga (Kuasa) yg keluar dari Diri Yesus itu dan masuk ke tubuh seseorang tersebut.
Lalu nafas dikeluarkan bersamaan lafaz, kasihanilah kami orang berdosa ini, dan berkatilah kami hambaMu ya Tuhan, dimaknai terjadi sesuatu yg dibutuhkan oleh si pendoa, maka seiring dengan nafas yang dikeluarkan tadi, maka keluarlah dari tubuh, pikiran atau hati si pendoa seperti sakit- penyakit, stress, iri hati, dendam, luka batin, dan sebagainya, karena dosa-dosanya sudah diampuni.
Lalu ditutup Barrakallah / Barekhmor /Berkatilah ya Allah.
Itulah filosofinya dalam menggunakan MISBAHA (tali doa) yang dipraktekkan sejak keKristenan mula-mula pada awalnya di Biara oleh para Biarawan-Biarawati dan dipraktekkan juga oleh umat.
Secara historis, Misbaha (tali doa) biasanya memiliki 100 knot, meskipun tali doa dengan 150, 50, 33, 41, 64, atau 100 Knot dan terutama digunakan untuk membaca doa Kyrie Eleison serta yang lain seperti Doa Bapa Kami dan Salam Maryam. Berkaitan dengan dua angka pertama, yang pertama mewakili jumlah cambukan yang dikenakan pada Yesus (39 sesuai dengan kebiasaan Yahudi), luka tombak, dan mahkota duri. Jumlah Knot 33 yaitu simbol dari umur Moryo Yeshoo Mshiho (Tuhan Yesus Kristus) ketika berada di dunia. Jumlah Knot 50,64 mewakili usia Maryam. 100,150 Knot mewakili Barisan tentara malaikat.
Sejarah tali doa kembali ke asal-usul monastisisme Kristen itu sendiri. Ketika para biarawan mulai pergi ke padang gurun, itu adalah kebiasaan mereka untuk berdoa seluruh 150 Mazmur setiap hari. Namun, karena beberapa biarawan tidak dapat membaca, mereka harus menghafal mazmur atau melakukan doa dan sujud lainnya sebagai gantinya. Jadi tradisi mengatakan 150 (atau lebih) Yesus Doa setiap hari dimulai.
pada abad keempat sebagai bantuan bagi para biarawan yang buta huruf untuk mencapai jumlah doa dan sujud yang konsisten dalam kamar mereka.
Sebelumnya, para biarawan akan menghitung doa-doa mereka dengan melemparkan kerikil ke dalam mangkuk, tetapi ini tidak praktis, dan tidak dapat dengan mudah dilakukan ketika berada di luar kamar.
Penggunaan Misbaha (tali doa) memungkinkan untuk berdoa "Doa Yeshoo (Yesus)" tanpa henti, baik di dalam kamar atau di luar, sesuai dengan perintah Guru dan Rasul kita Paulus untuk " berdoalah dengan tidak putus-putusnya." (I Tes 5:17).
Ketika berdoa, pengguna biasanya memegang tali doa di tangan kiri, membiarkan tangan kanan bebas untuk membuat Tanda Salib . Ketika tidak digunakan, tali doa secara tradisional melilit pergelangan tangan kiri sehingga terus mengingatkan seseorang untuk berdoa tanpa henti.
Jika ini tidak praktis, itu dapat ditempatkan di kantong (kiri), tetapi tidak boleh digantung di leher atau digantung dari sabuk.
Alasannya adalah kerendahan hati: seseorang tidak boleh mencolok atau mencolok dalam menampilkan tali doa agar orang lain melihatnya.
Pada masa keKristen awal juga memiliki banyak doa dan juga" nafas doa ". Nafas Doa terus menerus diulang Jadi walaupun disaat sedang tidak melakukan doa, secara tidak langsung setiap nafas yg di hembuskan merupakan sebuah doa yang sedang dilantunkan.
Inilah sebabnya mengapa Misbaha (tali doa) hari ini masih menggunakan salib ? karena Iblis dikalahkan oleh Tanda Salib.
Kegunaannya selain dalam pengucapannya cukup beragam seperti mengiringi Doa Ya Robbu Arham (Tuhan kasihanilah) atau
Moryo Yeshoo Mshiho, bar Aloho erhrahan 'al li, Hataya (Tuhan Yesus Kristus Anak Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini), juga digunakan utk Doa Yeshoo (Yesus) yang tak pernah putus
Lafaznya: Ya Tuhan Yesus Kristus Anak Allah yang menghapus Dosa dunia, kasihanilah kami orang berdosa ini, dan berkatilah kami hambaMu ya Tuhan. Barrakallah / Barekhmor / berkatilah kami ya Allah.
Cara menggunakan Misbaha (Tali doa) adalah dengan melatih pernafasan hingga menjadi Doa yang diambil alih Ruh.
Demikian juga Ruh menolong kita dalam kelemahan kita. Kita tidak tahu bagaimana sepatutnya berdoa, tetapi Ruh sendiri memanjatkan permohonan untuk kita dengan keluh kesah yang tak dapat diucapkan dengan kata-kata. (Roma 8: 26).
1. TARIK NAFAS pelan-pelan beriringan dalam hati
mengucapkan: Moryo Yeshoo Mshiho, bar Aloho erhrahan 'al li, Hataya (Ya Tuhan Yesus Kristus Anak Allah yg menghapus Dosa dunia ini,) (tahan nafas semampu kita. Pada saat menahan nafas semampu kita, bisa mengucapkan kembali kalimat tersebut, sambil merenungkan kasih Allah dan merasakan serta menikmati jamahanNya).
2. Keluarkan nafas perlahan seiring dengan mengucapkan dalam hati:
kasihanilah aku orang berdosa ini, dan berkatilah kami hambaMu ya Tuhan. Ditutup dengan: Barrakallah / Barekhmor / Berkatilah ya Allah.
3. Posisi biasanya dengan duduk bersila atau dengan posisi yang nyaman oleh yang berdoa
Ini dilakukan setiap 1 knot, lalu beralih ke knot berikutnya dan kembali mengucapkan seperti tersebut di atas hingga berakhir di knot terakhir.
Pada saat melakukan Doa Yeshoo (Yesus) Tak Kunjung Putus tidak sedikit orang yang gagal karena banyaknya cobaan dan gangguan, seperti gelisah bahkan bisa mendapat penglihatan yg aneh-aneh dan seram.
Tapi jika orang fokus melakukannya untuk tujuan demi hormat dan kemuliaanNya, maka percayalah, Anda akan berhasil sehingga membuat Anda semakin dekat dan melekat dengan Dia.
Pada saat menarik nafas Filosofi pelaksanaannya diilhami oleh beberapa peristiwa diantaranya, seorang wanita pendarahan yang yakin asal menjamah jubah Yeshoo Mshiho (Yesus Kristus) pasti sembuh. Waktu dia menjamah jubah Yeshoo Mshiho (Yesus Kristus), si wanita tersebut sembuh, pendarahan berhenti. Tapi ketika Yeshoo (Yesus) mengatakan bahwa ada yg menjamah jubahNya, murid-murid berpikir bisa saja ada orang yg menjamah jubahNya tidak sengaja karena berdesak-desakan.
Tetapi Yeshoo (Yesus) mengatakan ada yg sengaja menjamah jubahNya (dengan sengaja), karena ada energi yang keluar dari dari diriNya. Wanita itu ketakutan, dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya.
Dia datang dan tersungkur di depan Yeshoo (Yesus) dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus.
Maka Yesus kepada wanita tersebut: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"
Setelah itu, Yesus kembali menyeberang dengan perahu. Sesampainya di seberang, sejumlah besar orang datang mengerumuni-Nya. Ketika Ia berada di tepi danau, datanglah seorang kepala rumah ibadah bernama Yairus. Pada waktu ia melihat Yesus, sujudlah ia di hadapan-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya. Ia berkata, “Anakku yang perempuan hampir mati. Datanglah dan tumpangkanlah tangan atasnya supaya ia sembuh dan hidup.” Kemudian, Yesus pergi bersamanya. Sejumlah besar orang mengikuti Dia sambil berdesak-desakan di sekeliling-Nya.
Di antara orang banyak itu, ada seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita sakit pendarahan. Perempuan ini sudah banyak berobat ke tabib-tabib dan sudah menghabiskan semua hartanya untuk membiayainya, tetapi sedikit pun tidak mendatangkan faedah baginya, bahkan penyakitnya bertambah buruk saja. Ia telah mendengar kabar tentang Yesus. Maka, di tengah-tengah kerumunan orang banyak itu didekatinya Yesus dari arah belakang, lalu disentuhnya jubah Yesus, karena pikirnya, “Jika aku dapat menyentuh jubah-Nya saja, maka aku akan sembuh.” Lalu, saat itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa bahwa tubuhnya sudah sembuh dari penyakit. Bersamaan dengan itu, yesus mengetahui bahwa dari dalam diri-Nya telah keluar kekuatan. Kemudian, Ia berpaling ke arah orang banyak itu dan bertanya, “Siapa yang menyentuh jubah-Ku?” Jawab para pengikut-Nya, “Ya Junjungan, Engkau melihat bagaimana orang banyak ini berdesak-desakan di sekeliling-Mu, tetapi Engkau bertanya, ‘Siapa yang menyentuh Aku?’” Yesus memandang ke sekeliling-Nya untuk mencari tahu siapa orang yang telah melakukan hal itu. Kemudian, perempuan itu mendekat dengan rasa takut dan gentar karena apa yang terjadi padanya telah diketahui. Ia sujud di hadapan Yesus dan menceritakan segala sesuatunya dengan sejujurnya. Sabda Yesus kepadanya, “Hai anak-Ku, imanmu telah membuatmu sembuh. Pulanglah dengan sejahtera dan sembuhlah dari penyakitmu!” (Markus 5: 21 - 34)
dan ayat yang lain menginspirasi Doa Yesus tak Kunjung Putus, seperti didalam Yohanes 1: 29,
Esoknya, Yohanes melihat Yesus datang kepadanya. Lalu, Yohanes berkata, “Lihatlah, Anak Domba Allah yang mengangkat dosa dunia.
Di sana ada dua orang buta yang duduk di tepi jalan. Setelah mereka mendengar bahwa Isa melewati tempat itu, berteriaklah mereka, “Ya Junjungan, ya Anak Daud, kasihanilah kami!” Orang banyak menegur mereka supaya mereka diam. Tetapi, malah semakin keras saja mereka berteriak, “Ya Junjungan, ya Anak Daud, kasihanilah kami!” Matius 20: 30 - 31.
Dengan mengucapkan, Ya Tuhan Yesus Kristus Anak Allah yg menghapus Dosa dunia, itu diyakini menjamah jubah Yesus, sehingga ada tenaga (kuasa) yang keluar dari Diri Yesus.
tahan nafas, dimaknai Tenaga (Kuasa) yg keluar dari Diri Yesus itu dan masuk ke tubuh seseorang tersebut.
Lalu nafas dikeluarkan bersamaan lafaz, kasihanilah kami orang berdosa ini, dan berkatilah kami hambaMu ya Tuhan, dimaknai terjadi sesuatu yg dibutuhkan oleh si pendoa, maka seiring dengan nafas yang dikeluarkan tadi, maka keluarlah dari tubuh, pikiran atau hati si pendoa seperti sakit- penyakit, stress, iri hati, dendam, luka batin, dan sebagainya, karena dosa-dosanya sudah diampuni.
Lalu ditutup Barrakallah / Barekhmor /Berkatilah ya Allah.
Itulah filosofinya dalam menggunakan MISBAHA (tali doa) yang dipraktekkan sejak keKristenan mula-mula pada awalnya di Biara oleh para Biarawan-Biarawati dan dipraktekkan juga oleh umat.
Komentar
Posting Komentar